Tjoa Tjoen Hwat (曹春發) – Saudagar & Tokoh Tionghoa Awal di Pondok Cina

🧓🏻 Tjoa Tjoen Hwat (曹春發) – Saudagar & Tokoh Tionghoa Awal di Pondok Cina

📜 Siapa dia?

Tjoa Tjoen Hwat adalah seorang saudagar Tionghoa yang diperkirakan menetap di wilayah Depok (termasuk Pondok Cina) pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Ia dikenal sebagai salah satu pemilik lahan dan pendiri awal komunitas Tionghoa di sekitar jalur Batavia–Buitenzorg, khususnya di sekitar kawasan yang kini dikenal sebagai Pondok Cina.

🏡 Peran & Pengaruh:

  • Mengelola lahan pertanian dan penggilingan padi yang cukup besar di kawasan Pondok Cina dan Cisalak.
  • Dipercaya membangun pondok-pondok kecil untuk para pekerja Tionghoa, yang kelak menjadi cikal bakal nama "Pondok Cina."
  • Dikenal dekat dengan penguasa Belanda lokal (landheer) dan menjadi penghubung antara komunitas Tionghoa dan pemerintah kolonial.

📚 Jejak Sejarah:

Beberapa catatan arsip kolonial menyebut nama-nama marga Tionghoa seperti Tjoa, Tan, dan Lie yang berkegiatan di Depok, termasuk wilayah Pondok Cina. Meski tidak banyak informasi tertulis yang lengkap, beberapa keturunan atau keluarga besar Tionghoa Depok masih melacak silsilah mereka ke tokoh seperti Tjoen Hwat.

💡 Fakta Tambahan:

  • Komunitas Tionghoa di Depok pada masa kolonial banyak berperan dalam sektor ekonomi: perkebunan, penggilingan padi, dan distribusi hasil bumi.
  • Terdapat sisa-sisa makam tua dengan tulisan Tionghoa di sekitar wilayah Beji dan Margonda, yang diyakini berasal dari era Tjoen Hwat dan komunitasnya.

📝 Catatan:

Karena keterbatasan dokumentasi sejarah dan banyak arsip Tionghoa kolonial yang hilang atau tidak tercatat secara resmi, tokoh seperti Tjoen Hwat lebih dikenal melalui cerita masyarakat lokal dan sejarawan lisan Depok. Namun perannya dalam membangun komunitas Tionghoa dan perkembangan awal Pondok Cina sangat penting untuk dipahami sebagai bagian dari mozaik sejarah lokal.



🏘️ Sejarah & Fakta Menarik Pondok Cina, Depok

🧭 1. Asal Nama “Pondok Cina”

Nama "Pondok Cina" diyakini berasal dari keberadaan permukiman etnis Tionghoa pada masa kolonial Belanda. Mereka membangun pondok atau rumah tinggal di wilayah ini, yang kala itu merupakan area strategis antara Batavia dan Buitenzorg (Bogor).

  • Pondok-pelatuk-pelatuk Cina (rumah panggung kecil) sering terlihat di tepi jalan raya pos (De Grote Postweg).
  • Kawasan ini menjadi tempat transit dan ladang usaha warga Tionghoa, khususnya dalam bidang pertanian dan perdagangan.

📜 Catatan:

Catatan lama menyebutkan bahwa komunitas Cina sudah ada di wilayah ini sejak awal abad ke-18.

🚂 2. Dekat dengan Jalur Kereta Api Tertua

Pondok Cina dilewati oleh jalur kereta api pertama di Hindia Belanda (dibangun 1864), menghubungkan Batavia–Buitenzorg. Stasiun kereta api Depok yang dibuka sejak era kolonial turut menjadikan wilayah ini sebagai pusat pergerakan logistik dan manusia pada masa itu.

🛕 3. Jejak Rumah Tionghoa dan Struktur Lama

Menurut penuturan warga dan peneliti sejarah Depok, dulunya di Pondok Cina terdapat klenteng kecil dan rumah tradisional Cina dengan desain khas atap melengkung. Banyak bangunan ini kini telah hilang atau berubah fungsi.

Ada dugaan bahwa sisa-sisa pondasi bangunan kuno masih berada di bawah tanah sekitar area Margonda Lama. Beberapa nisan tua juga ditemukan dengan inskripsi berbahasa Tionghoa.

📍 4. Pondok Cina dalam Peta Kolonial

Dalam peta Belanda abad ke-19, wilayah Pondok Cina sudah tercatat sebagai bagian dari “kampoeng” penting di jalur strategis antara Batavia dan Buitenzorg.

🎓 5. Transformasi jadi Kawasan Pendidikan

Masuknya Universitas Indonesia (sejak 1987) mengubah wajah Pondok Cina menjadi kawasan pendidikan. Dulunya kawasan ini adalah desa agraris dengan lahan terbuka, kini berubah menjadi kawasan padat mahasiswa dan komersial.

  • Beberapa warga asli Pondok Cina masih tinggal di gang-gang tua dekat Stasiun Pondok Cina dan Jalan Margonda Lama.

🔍 Fakta Singkat:

  • Penduduk awal Pondok Cina banyak yang berprofesi sebagai petani dan pengrajin rotan.
  • Dulu, air sungai di kawasan ini sangat jernih dan digunakan untuk mandi dan irigasi.
  • Ada cerita urban bahwa wilayah ini pernah menjadi tempat persembunyian pejuang kemerdekaan.

📝 Penutup

Pondok Cina bukan sekadar nama stasiun KRL atau jalan padat mahasiswa. Ia adalah tapak sejarah komunitas Tionghoa di masa kolonial, perkembangan jalur kereta api pertama, dan transformasi besar menuju kawasan urban edukatif. Banyak jejak sejarahnya kini telah hilang, tapi masih tersisa cerita yang patut dilestarikan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama