“Sawangan Tempo Dulu: Jejak Sejarah & Fakta Menarik Era Kolonial Belanda”

Sawangan Tempo Dulu: Jejak Sejarah & Fakta Menarik

Sawangan Tempo Dulu: Jejak Sejarah & Fakta Menarik Era Kolonial Belanda

Depok, 2025 — Sawangan, salah satu kecamatan di Kota Depok, ternyata menyimpan banyak kisah menarik dari masa lampau, khususnya saat masa penjajahan Belanda. Wilayah ini dulunya merupakan bagian penting dari aktivitas perkebunan kolonial Hindia Belanda dan memiliki banyak peninggalan historis yang menarik untuk ditelusuri.

1. Nama "Sawangan" Berasal dari Kata "Sawang"

Nama Sawangan diyakini berasal dari kata “Sawang” dalam bahasa Jawa atau Sunda, yang berarti tempat melihat atau pemandangan luas. Nama ini merujuk pada kondisi geografis Sawangan di masa lalu yang cenderung berbukit dan terbuka, memungkinkan pandangan yang luas ke berbagai arah.

2. Wilayah Perkebunan Kopi pada Masa VOC

Pada abad ke-17 hingga ke-19, Sawangan merupakan bagian dari sistem perkebunan kopi dan tebu milik Belanda. Lahan-lahan pertanian di wilayah ini menjadi jalur distribusi hasil bumi dari Bogor ke Batavia. Jejak kebun tua dan jalur angkut hasil bumi masih bisa ditemukan di pinggiran Sawangan hingga kini.

"Hingga kini, jejak kebun kopi tua dan bekas jalur kereta pengangkut hasil bumi masih bisa ditelusuri di sebagian wilayah perbatasan Sawangan dan Bojongsari."

3. Basis Pendidikan Islam Tradisional

Sejak awal abad ke-20, Sawangan dikenal memiliki beberapa pondok pesantren dan madrasah yang menjadi pusat pendidikan Islam. Wilayah ini menjadi titik penting penyebaran Islam di wilayah Depok bagian selatan dan Bogor utara.

4. Kaitan dengan Cornelis Chastelein

Wilayah Sawangan sempat menjadi bagian dari kepemilikan tanah milik Cornelis Chastelein, seorang tokoh Belanda yang mendirikan komunitas Kristen pribumi di Depok pada awal 1700-an. Pengaruh sistem tuan tanah dan perbudakan Belanda menyentuh beberapa bagian dari Sawangan kala itu.

5. Jalur Transportasi Lama: Jalan Tanah Merah & Sungai

Sebelum infrastruktur modern, masyarakat Sawangan bergantung pada jalan tanah merah dan sungai untuk mobilitas. Gerobak sapi dan perahu kecil adalah moda transportasi utama menuju Cinangka, Parung, dan Depok Lama.

📌 Bonus Fakta Menarik:

  • Sampai tahun 1950-an, Sawangan masih didominasi hutan bambu dan kebun rakyat.
  • Nama-nama kampung di Sawangan banyak yang berasal dari nama-nama tokoh lokal bekas pegawai perkebunan.
  • Situs kolonial seperti sumur tua dan makam kuno masih ditemukan di beberapa titik, meski belum terkelola optimal.

Warisan Sejarah yang Perlu Dijaga

Urbanisasi di Sawangan kini berjalan cepat. Namun, penting untuk menjaga jejak sejarah dan kearifan lokal yang membentuk identitas wilayah ini. Beberapa komunitas sejarah lokal terus mengupayakan pelestarian nama-nama kampung, situs sejarah, hingga tradisi lisan dari masa lampau.

"Sawangan bukan hanya bagian dari peta Depok masa kini, tapi juga lembar sejarah yang menyimpan cerita masa lalu yang kaya dan beragam."

Sumber: Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Depok, Komunitas Sejarah Depok Lama, Arsip Nasional, dan wawancara dengan tokoh masyarakat Sawangan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama